Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

aku benci, hal ini.

Hari ini, aku bermimpi tentang kamu, juga tentang kita. Mungkin, karena aku terlalu lelah dengan keadaan di sekitarku. Dan mungkin juga karena aku lelah dengan tugas-tugas sekolahku. Maka, bayang-bayangmu datang tiba-tiba lagi. Padahal, yang mereka tau, aku sudah lama lupa tentang kamu juga tentang kita. Aku tak tau harus menyebutnya mimpi buruk atau mimpi indah. Tidak, ini bukan seperti mimpi kejadian barusan seperti kenyataan. Kamu datang tiba-tiba, memeluk ku dengan hangat. Iya! aku bisa rasakan pelukan itu, pelukan yang biasa kamu berikan ketika aku mulai merasakan sakit yang luar biasa. Sayang, mungkin pelukan itu telah iya rasakan sekarang. Disana, ada kamu. Juga ada sahabat-sahabat kita. Menyaksikan air mata yang keluar dari indramu. Mereka melihat mu memeluk ku. Hal itu nyata! nyata! barusan, aku bukan saja sedang bermimpi! Takdir...ayolah, bersahabat dengan ku. Buat aku bahagia. Paling tidak seimbang. Ketika dia sudah melupakan ku seperti saat ini. Buatlah kami seimbang

Aku rindu kotak makan siangmu

Kalau boleh jujur. Aku benci tentang perasaan ku yang masih sengaja ku simpan rapat-rapat untukmu. Jika saja aku terlahir dengan keadaan yang bisa aku pilih sendiri. Aku benci harus jujur soal ini.  Tentang perasaan ku, juga tentang kenangan-kenangan yang masih ku simpan. Apa yang aku lupa? Burung origami? Kotak makan siang kita? Semuanya, satupun tak pernah ada yang aku lupakan. Beginalah caraku kini agar kamu tak terganggu dengan perasaanku. Memperhatikan mu dari sini, berharap kamu melihatku lagi. Walaupun mustahil. Jujur, aku benci dengan perasaan ku sendiri. Setiap saatnya selalu berharap kamu kembali.  Makan siang bersamamu, menikmati pelajaran hingga selesai.  Membosankan memang tapi apapun yang aku lakukan bersamamu walaupun berulang kali semuanya tetap terasa menyenangkan. Kamu pasti bertanya tentang banyak hal. Kenapa aku masih saja mebicarakan tentang dirimu dalam kosa kataku. Kadang, aku juga bingung sendiri. Kenapa kamu dan kenangan kita masih te

Bagaimana kabarmu?

Bagaimana kabarmu? sedang musim apa di kotamu?  penghujan kah? jika benar, berarti sama dengan disini. Di kotaku. Sudah hampir sepekan ini, rintikan hujan membasahi tanah Jogja. Rintikan inilah yang menemani ku disetiap saat aku mengenangmu, seperti saat ini.  Memang,memang aku sudah berjanji untuk lupa. lupa tentang kamu, juga tentang kita. tapi, bagaimana mungkin aku melupakan hal yang tak pernah ingin aku lupakan? Hay! kali ini, hujan turun lebih deras. Bersamaan dengan suara petir yang tak pernah ku suka.  Apa kmu masih ingat. Waktu itu malam datang pada bumi, lalu kita pergi keliling kota. Menikmati keindahan kota Denpasar. Tiba-tiba suara petir memekikan telinga kita. Beruntung saja waktu itu kita berada di dalam mobil mungil mu. Kamu ingat  bagaimana wajah ketakutan ku waktu itu? aku sama sekali tak suka petir, aku benci petir. Jika berbicara tentang dulu, pasti berbicara tentang masa lalu. Jika boleh, aku ingin sekali mengulang masa lalu. Masa lalu bersama kamu. Semuan

Salam rindu, Galuh.

"Kamu boleh nangis dalam seharinya cuman tujuh menit. Setelah tujuh menit itu berlalu. Kamu harus menjadi Clara yang ceria. Kamu harus janji ! Hal ini boleh berlanjut hanya dalam waktu tujuh hari. setelah tujuh hari tujuh menit mu habis. Kamu harus menjadi Clara yang 'selalu' ceria." Hay, harus dari mana aku mulai bercerita? Tentang sekolahku kah? atau tentang keadaan hati ku? Kamu pasti banyak ketinggalan kabar tentang ku. Kamu pasti tak tahu, bahwa sekarang pipi tembem ku sudah mengepis. Kamu juga pasti tak tahu, sekarang tinggi ku hampir sama dengan kak Chika. Kakak sepupuku yang selalu kita ajak jalan-jalan mengelilingi setiap sudut kota.   Tapi, apa yang tak pernah aku tahu tentang mu? Tentang kamu menjadi juara kelas tahun ini. Tentang liburan mu ke Jogja bulan lalu dan tentu saja tentang wanita itu. Aku tahu semuanya, jangan tanya aku tahu dari mana. Banyak yang terjadi setelah perpisahan kita. Mulai retaknya hubungan ayah dan bundaku. Lalu perceraia