Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Titip dia Tuhan..

Dalam diam, dala tawa. Kenangan itu masih berusaha masuk menyusup diam-diam dari segala penjuru indraku. Aku mohon Tuhan, buat aku terlihat biasa, buat aku terlihat senormal biasa. Aku hanya ingin bahagia, seperti layaknya dia. Dia yang terlihat biasa, dia yang terlihat tak punya beban setelah ‘kejadian itu’. Tuhan, mohon… menatapnya diam-diam, mencuri setiap waktu agar dapat melihat simpul senyumnya. Tuhan, kenapa harus ada yang disakiti dan tersakiti. Kenapa semua terasa sulit. Aku tahu, aku bisa melewatkannya, aku tahu aku bisa baik-baik saja. Jauh lebih baik dari dia. Hanya sedikit butuh waktu, butuh waktu agar lebih terbiasa tanpa dia. Terbiasa tanpa semuanya. Terbiasa tanpa sapaan selamat pagi darinya, terbiasa tanpa ucapan selamat tidur darinya dan mungkin nanti harus mencoba terbiasa melihatnya bersama yang lain. Tuhan, aku mohon kuatkan aku, kuatkan aku dalam keadaan apapun. Aku hanya takut jika nanti semuanya benar-benar telah berubah, dia memiliki seseorang yang begitu

Iya, tidak ada yang lebih menenangkan selain mengetahui kabarmu.

Iya, tidak ada yang lebih menenangkan selain mengetahui kabarmu. Iya, setiap hari retina kita memang saling bertemu, bahkan walau hanya dengan jarak beberapa meter. Aku tahu, aku bisa, aku paham setiap kali melihat retina mu ada kebahagiaan yang selalu terpancar. Ya, mungkin kamu bahagia setelah ‘kejadian itu’. aku bisa apa ? hanya memperhatikanmu, pura-pura menunduk ketika kamu mengajakku berbicara. Agar kamu tak melihat hujan lokal yang terjadi, agar kamu beropini bahwa aku baik-baik saja. Ya, aku hanya ingin baik-baik saja, begitu juga hatiku, perasaanku. Namun, ada perasaan sakit yang memaksa masuk menggorogoti setiap ruang dalam perasaanku. Aku sampai lupa bagaimana cara tertawa dengan tulus. Aku lupa…. Aku hanya ingin bahagia, apa lagi semenjak ‘kejadian itu’ apa lagi setelah melihat keadaanmu bahwa kamu selalu baik-baik saja. Ada, atau tidaknya aku di samping mu. Sungguh, ingin rasanya menangis (lagi) tapi aku sadar, waktu itu, di tempat itu, aku telah berjanji untuk m

kalimat penghujung air mata

Semoga, disaat kamu membacanya. Ada rintikan air mata yang tiba-tiba jatuh membasahi pipimu. Ya, seperti yang menulisnya dengan penuh air mata. Bukan, aku menulisnya bukan karena ingin kamu tau, betapa aku merasakan sakit. Aku hanya ingin menyampaikan beberapa kalimat yang mungkin aku tak pernah mengucapkannya secara langsung kepadamu. Aku menyayangimu, dengan apa adanya dirimu, sungguh. Apapun yang terjadi aku tetap menyayangimu. Jika nanti aku pergi mengenggam tangan seorang pria dan orang itu bukanlah kamu, tetap mengingat. Bahwa aku hanya ingin terus berjalan ke depan. Aku tau, minim rasanya kepedulian yang kamu punya untuk seorang aku. Apa arit aku di matamu? Bukan apa-apa bukan juga siapa-siapa. Semuanya masih terekam jelas di pikiranku. Bagaimana saat malam datang dan kita saling melihat suasana malam di balkon rumahku. Sungguh, hanya itu yang aku rindukan. Beberapa kalimat ini, aku menulisnya dengan penuh air mata, penuh dengan kesakitan. Tapi, aku tau.. semua akan ba

setiap yang datang pasti akan pergi

aku hanya mencoba berhenti untuk tetap bertahan, hanya mencoba berhenti menahan mu dari hubungan yang terlihat hambar hanya karena keegoisan dan sifat ke kanak-kanakan ku. Ingin rasanya untuk tetap mencoba membuat mu bertahan, paling tidak memberiku sedikit sandaran. Menguatkan ku, memberikan segenap yang hampir hilang. Terlalu singkat rasanya, semua yang ada saat ini hanyalah kenangan dan masa lalu. Mungkin aku memang yang bersalah, bukan mungkin lagi. Pasti…. Aku lupa cara berpura-pura tegar di tengah kesakitanku, aku lupa bagaimana caranya. Seperti ditakdirkan memang tidak layak untuk benar-benar bahagia. Cinta…. Tokoh dalam novel, aku merindukan mu di tengah-tengah teriknya mentari. Aku merindukan semuanya, merindukanmu. Sungguh.. Sulit rasanya menahan air mata yang terus turun mengalir melewati setiap lekuk wajahku. Saat ini, aku hanya butuh kamu tokoh dalam novel, hanya butuh pelukan yang tiba-tiba hadir menenangkan semua perasaanku. Mungkin ini hanya harapan yang aku tau

New

Gambar
  ini pakek putih abu-abu loh :$ 

puisi4

Kebahagiaan telah menghampirimu Kedamaian telah menyertai perjalanan mu Lama raga tak saling menatapS Sepoian angin malam kini membawaku tergoyak Kamu berotasi di dalam perasaanku mengelilingi pusat pikiranku Masa lalu mencabi -cabik ingatanku Membuatku mengais-ngais luka lama Takkah kau dengar jeritan dalam diamku Mengoyak-ngoyak semesta   malam Merintih dalam dinginnya tamparan agin malam Dimana keibaan yang harusnya berpihak padaku Kebahagiaan dan derai air mata yang selalu menghiasi perjalanan kita Kini seakan usang dimakan waktu Hampa dalam nyataku, aku hilang arah

puisi3

Selamat datang cinta yang ditabur garam kepedihan Kata harapan telah merasuki segala penjuru ragaku Kebahagiaan yang didambanggakan seakan menjauh dalam nyata Aku seolah wayang yang tak layak bahagaia Pilar cahaya ku telah redup dimakan sang waktu Tempat mengadu seakan lenyap ditelan keegoisan Aku lelah dalam tepukan yang tak pernah terbalaskan Aku lelah dalam angan yang tak kungjung menjadi nyata Setiap cerita yang terjadi selalu tergores luka Penantian yang ada telah lunak oleh sang waktu Jika saat ini aku mengembala kembali, mencari sosok yang tak semu Maka, saat itu juga aku telah usai membayangimu

Cover

Gambar
Mereka yang kerap mengikuti kisah hidupku, mereka yang kerap menemaniku dalam segala keadaan. Kenangan kami terlalu indah untuk dilupakan. Icha (sebelah kiri) Indri (Tengah-tengah) Gita (sebelah kanan) aku menyayangi kalian, entah bagaimana hukumnya jika sampai nanti aku terus menyayangi kalian. Kalian kebanggan ku, hartaku, serta kalian penopangku.

loveyouall!!

Gambar
gak papa kan ya, pamer dikit sama kejadian kejadian konyol bareng mereka-mereka :')

grade 9 :)

Gambar
Good Bye 9H :') never forget the beauty moments with you all :')