sebulan,tanpa kamu.
Entah, ini malam minggu yang keberapa
kali aku lewati tanpa kebersamaan kita.
Biasanya, hampir setiap malam minggu.
Kita selalu punya cara untuk menghabiskannya berdua. Pergi mengantar tiket
bazzar, pergi ke rumah teman, atau pergi kemanapun, yang jelas malam minggu
bersama mu selalu terasa berlalu sangat cepat. Aku selalu mendengarkan kabarmu
dari mereka. Mereka bilang sekarang kamu sedang dekat dengan seseorang. Benar?
Bagaimana? merasa nyaman? Apa dia
memeluk mu juga disaat kamu merasa sekarat? Apa dia nekat pergi ke rumah mu di
tengah malam hanya untuk menyampaikan kata maaf? Apa kamu menghabiskan malam
minggu bersamanya di tengah-engah rintikan hujan di kota kita? Apa kamu juga
memberinya kejutan kecil yang selalu kamu ciptakan? Apa kamu juga melakukan
setiap hal yang sering kita lakukan bersama? bagaimana dengan sifatnya? Apakah
dia baik? Manja seperti ku?. Ingin rasanya berbicara langsung dengan mu,
melihat matamu yang selalu sendu, selalu ada ketenangan di sana. Melihat tubuh
mu yang tinggi tegap. Melihat pagar behel mu yang selalu di bahas teman-temanku
setiap kali kami bercerita. Siapa namanya? Lalu... sudah sedekat apa kamu
sekarang dengannya? Apa... apa kamu bahagia?
Saat
ini, aku masih terpaku dengan suasana kota Solo yang tenang. Tempat yang cukup
aman dari sausana kota Denpasar yang selalu memaksaku untuk mengingat setiap tentang
mu,tentang kita waktu itu. Sakit itu selalu memaksa masuk dalam setiap organ
tubuhku, walaupun aku selalu menolak ketika sakit itu mulai menggerogoti
tubuhku. Namun nyatanya sakit itu terus memaksa masuk. Oya... saat ini kamu
sedang di Jogja bukan? hanya beberapa jam dari kota Solo sini. Aku ingin sekali
menelfon mu, memberi kabar. Tapi, aku berfikir... kamu tak pernah menunggu
kabar tentangku. Ingin rasanya aku ulang lagi masa-masa indah, masa-masa dimana
kebahagiaan berpihak padaku dan juga pada kita. Tidak seperti sekarang,
sepi,sunyi. Entah bagian mana yang terasa semakin sakit,entah bagian mana yang
rasanya butuh pelukan ketika kota Solo terasa lebih dingin. Aku cukup tau
tentang kabarmu dari teman-temanmu, aku cukup tau dari mereka. Aku tak mau tau
lebih banyak lagi. Seperti dengan siapa saat ini kamu sedang dekat,bersama
siapa kamu duduk di bus, apa yang sering kamu lakukan, aku tak ingin tau lebih
lanjut. Walaupun nyatanya aku selalu mencari kabarmu dari siapapun. Walaupun nyatanya
aku selalu mengais kabar tentangmu. Aku takut, takut kamu tak merasakan sakit
yang sama karena memang nyatanya seperi itu. Kamu baik-baik saja,bahagia,
setidaknya itu yang terliat. Aku terbiasa merasakan sakit ini. Oya... kamu
sudah sempat pergi ke Kraton Jogja kan? Bagaimana di sana? Bagus tidak? Dua
hari lalu, aku baru saja pulang dari sana, aku berharap kita bisa pergi ke
sana, berdua. Malioboro bagaimana? Candi Prambanan? Apa di saat kamu di sana,
seperti saat aku di sana juga? Berharap
kita bisa pergi berdua, menikmati ke indahan Jogja, andai saja, andai saja itu
bukan hayalan ku saja, andai saja,Tuhan.... entah jenis sakit macam apa yang
selalu berusaha masuk dalam setiap detiknya, aku ingin sembuh degan cepat, aku
selalu merindukannya,iya...selalu. Bahkan kemanapun aku pergi rasanya dia selalu
di sampingku, meskipun itu hanya hayalan. Ntah siapa yang bersalah dalam
perisaha kita,entah...aku masih selalu menunggu jawabannya.
Komentar
Posting Komentar